MAKASSAR.UPEKS.co.id—Universitas Indonesia Timur (UIT) Gelar Workshop Kurikulum, Merdeka Belajar,Kampus Merdeka (MBKM) di kampus UIT. 10-11 Februari 2020.
Narasumber, Wakil Rektor (WR) I Suriati, S.Ag, M.Si, M.Kes (Pengenalan Dasar Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka), Ketua APTISI Pusat Prof.Dr.Ir.M. Budi Djatmiko, M.Si,
Rektor UIT Dr.Andi Maryam, S.ST, SKM, berterima kasih kepada narasumber atas kehadirannya terutama Prof. Dr.Ir.M. Budi Djatmiko, M.Si.,MEI , datang untuk membimbing kita didalam penerapan Kampus Merdeka.
”Saya berharap bapak Ibu dosen bisa mengikuti dengan baik dengan seksama, dimanapun juga penerapan Kampus Merdeka nanti akan diterapkan masing-masing Program Studi, karena ini sangat penting untuk setiap ketua program studi dan Dekan tentang apa yang kita laksanakan ke depan, kata Rektor UIT.
Ketua APTISI Pusat, Prof.Dr.Ir.M.Budi Djatmiko, M.Si,MEI mengatakan penyusunan kurikulum, kita ingin menjadi orang hebat, kita ajari sedikit, pingim sikapnya baik tapi kita ajar ahlaknya anda mengajari buatin skripsi, ahlak itu kita juga kotor diri sendiri.
Kita hanya main pengetahuan, dia cuma berilmu tapi tidak berefek apalagi keterampilan, cakap, kreatif tidak akan dapat, karena itu hanya main-main cari Ijazah, tegas Budi Djatmiko
.Menurutnya, tujuan Pendidikan Nasional tidak akan tercapai karena kompetensi lulusan kita antara jenjang hanya mengikuti nafsu-nafsu saja.
Kurikulum menekankan pentingnya penguatan sikap spiritual, itu tidak ada. Tantangan perubahan kurikulum kita menghadapi Revolusi. Dinamika kurikulum terpenting, Andragogi psikologi dosen mengajar orang dewasa harus mengerti.
Sedangkan Pedagogik mengajar anak, kita tidak boleh di atas, kita harus mengikuti sehingga anak merasa dimanusiakan.
Kalau bapak ibu tidak belajar tentang Andragogi, itu namanya Kampus Merdeka tidak ada artinya.
Itu hanya menggeser mahasiswa filosofinya tidak ketahuan, karena tapi kita ingin perkembangan demi yang baik ada perubahan Kebutuhan, Pengetahuan, Keterampilan, Sikap yang berubah sehingga pengembangan kurikulum menghasilkan SDM yang berkompeten yang bagus, keterampilan bagus sikap yang berubah sehingga pengembangan kurikulum dapat dicapai.
Sekarang kita ajarkan kepada mahasiswa tidak hanya berpikir tapi
bagaimana menghasilkan produk.
Menjelaskan hakekat perlu dipertimbangkan, pengembangan kurikulum indikatornya menjelaskan pengertian kurikulum. Intinya adalah kurikulum itu banyak model-modelnya, ada 15 model cara menyusun kurikulum kita harus pahami, tambah Budi .(rls).